SKH Kedaulatan Rakyat Halaman Pertama (edisi 2 September 2013)
Pawai Yogya untuk Perdamaian
KEKERASAN, BUKAN PENYELESAI PERBEDAAN
Setidaknya 1500 perserta dari berbagai elemen baik pelajar, mahaasiswa, ormas, parpol dan lain-lain yang ada di DIY dan sekitarnya meramaikan Pawai Hidup Dalam Kebersamaan memeriahkan Perayaan Hari Bhakti Bagi Ibu Pertiwi yang ke-9. Acara yang digawangi Yayasan Anand Ashram yang berafiliasi PBB didukung One Earth Integral Education Fondation bertema Kasih Bunda Pertiwi Tak Kenal Henti tersebut, memperbaharui komitmen bersama bagi terwujudnya One Earth One Sky One Humankind tanpa lagi mempersoalkan latar belakang suku, agama, dan tradisi budaya yang berbeda-beda.
Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas Dinas Pariwisata DIY, Dra. Kuskasriati yang mewakili Gubernur DIY membuka kegiatan ini menyampaikan upaya ini tidak hanya merupakan ajang silaturahmi, namun lebih menekankan pada pendidikan karakter dan mengukuhkan komitmen masyarakat dalam kebersamaan. Terlebih, pasca insiden Lapas Cebongan beberapa waktu lalu yang sempat mengganggu ketentraman dan keamanan DIY, pawai budaya ini dianggap salah satu upaya mewujudkan kerukunan kembali, baik suku, agama, ras maupun kebudayaan yang hidup berdampingan dan damai di bumi Mataram ini.
“Momennya pas banget setelah peristiwa LP Cebongan, aksi preman kekerasan, hingga terorisme yang sempat mewarnai DIY akhir-akhir ini diwujudkan dalam suatu pawai budaya. Yang ditonjolkan justru bukan hanya kebersamaan semata, namun lebih menekankan pentingnya pendidikan berkarakter bangsa bagi masyarakat maupun generasi muda,” tutur Kuskasriati di Alun-Alun Utara, Minggu (1/9).
Perayaan Hari Bhakti 2013 ini dipusatkan di Yogyakarta yang berisikan semangat bersyukur dan berterima kasih kepada Ibu Pertiwi. Pawai yang diikuti 1.500 peserta dari berbagai latar belakang baik dari DIY, Solo, Magelang, dan Semarang tersebut diadakan dengan mengambil rute mulai Alun-Alun Utara Jalan Panembahan Senopati-Jalan Sultan Agung-Pakualaman.
“Pawai Budaya ini dimaksudkan sebagai pengingat kita semua yang bersama-sama hidup di atas satu dunia, satu langit, dan satu umat manusia. Tanpa mempermasalahkan latar belakang kita masing-masing,” ujar Ketua Anand Ashram Foundation, dr. Sayoga.
Sayoga mengungkapkan kekerasan seakan menjadi pilihan populer untuk menyelesaikan perbedaan, sehingga nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat sebagai salah satu modal mulai luntur keberadaannya. Karena itulah kedamaian hati penting untuk diciptakan bagi terwujudnya persaudaraan dalam kasih menuju terwujudnya keselarasan global. Pawai budaya ini sebagai alat untuk mengingatkan diri akan nilai-nilai universal budaya.
“Pawai ini menjadi unik sebab masing-masing kontingen dengan ciri khas masing-masing mengangkat dan menyampaikan nilai universal ‘Peace, Love, and Harmony’ sesuai dengan permaknaan dan apa yang telah diterapkan dalam keseharian mereka,” imbuh Ketua Panitia, dr. H. Djoko Parmono, MM.
Dalam kesempatan ini juga akan digelar Program Pemberdayaan Pemuda bertema Workshop Youth Challenges & Empowerment – Meningkatkan Kualitas Hidup Pemuda untuk Kebersaman yang Harmoni.
Workshop ini akan dilaksanakan guna mendukung makin mengakarnya nilai-nilai kebersamaan di antara para pemuda, khususnya, sehingga diharapkan semangat dari pawai ini tidak akan berhenti pada tataran makro saja, namun termanifestasi dalam kegiatan mikro.