[ Antara ] Nim: Cinta Ibu Pertiwi Penawar Radikalisme

Posted by on September 2, 2009 in Berita | 0 comments

Bogor, 1/9 (ANTARA) – Semangat cinta Ibu Pertiwi bisa menjadi “penawar” bagi tumbuhnya radikalisme dan terorisme di Indonesia, kata Direktur Eksekutif National Integration Movement (NIM), Wayan Sayoga.

Sekarang ini, Indonesia telah menjadi sasaran empuk radikalisme dan lahan subur tumbuhnya paham terorisme, kata Sayoga di Bogor, Selasa.

Kondisi tersebut perlu dipahami dan disikapi secara tepat, agar pengaruh dari paham-paham menyimpang tersebut tidak mendapatkan tempat ditengah masyarakat, katanya.

“Meski sakit, kita harus akui saat ini Indonesia menjadi sasaran empuk gerakan radikalisme dan terorisme. Hal tersebut kita perbaiki dan carikan penawarnya yaitu dengan menanamkan kembali cinta pada Ibu Pertiwi,” katanya.

Sebagai lembaga non-politik dan non-profit, NIM merasa terpanggil untuk memberikan kontribusi dalam mengatasi berbagai beban yang dihadapi negara dalam menanggulangi radikalisme dan terorisme, melalui penanaman kembali semangat cinta Ibu Pertiwi.

Karena itu, NIM mengagas Peringatan Hari Bhakti Bagimu Ibu Pertiwi, yang dipusatkan di Padepokan One Earth, Bukit Pelangi Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Selasa.

Kegiatan tersebut dimulai dengan buka puasa bersama serta diisi dengan refleksi Cinta Ibu Pertiwi.

Pelaksanaan peringatan Hari Bagimu Ibu Pertiwi, kata Sayoga, telah dilakukan NIM secara rutin sejak 2005 lalu. Saat itu NIM menggagas kegiatan simposium bertemakan “Bagimu Ibu Pertiwi” di gedung Lemhanas Jakarta, yang dibuka oleh Menhan Juwono Sudarsono serta Gubernur Lemhanas Muladi.

“Kegiatan memperingati Bagimu Ibu Pertiwi kami gagas setiap tahun. Harapannya, hal tersebut dapat membangkitkan rasa mencintai dan berbakti bagi negara yang disimbolkan dengan Ibu Pertiwi,” terang Sayoga.

Dia berharap, kegiatan yang digagas NIM tahun ini menimbulkan dampak positif bagi penguatan kembali cinta Tanah Air. “Kami akan terus berupaya mengampanyekan pentingnya Cinta Ibu Pertiwi sebagai racun penawar terorisme di Indonesia,” katanya. (T.PSO-053/B/S022/S022) 01-09-2009 20: