Hari Bhakti bagi Ibu Pertiwi 2009 ‘Cinta bagi Ibu Pertiwi, Antidot Terorisme!’.

Perayaan hari Bhakti bagi Ibu Pertiwi, 1 September 2009, di Padepokan One Earth, One Sky, One Humankind kali ini mengambil tema ‘Cinta bagi Ibu Pertiwi, Antidot Terorisme!’.

mahasiswa

Dihadiri oleh 450 tamu undangan yang sebagian besar terdiri dari para mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan sekitarnya, umum, dan undangan, acara dimulai dengan buka puasa bersama. Bersamaan dengan waktu berbuka puasa, pembicara utama acara kali ini, yaitu Bapak Jendral (Purn) Dr. AM Hendropriyono hadir di Padepokan One Earth. Tepat pukul 19.00, Bapak Anand Krishna dan Bapak Hendropriyono memasuki As-Salam, aula di Padepokan One Earth setelah terlebih dahulu mengunjungi Taman Prasasti, dimana terdapat prasasti budaya yang ditandatangani oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dan miniatur patung Buddha setinggi 2.5 m yang dipersembahkan ke Dalai Lama.

mahasiswa2

Acara dibuka dengan sendratari, seni drama dan tari, yang mengangkat kebudayaan Indonesia dan semangat cinta Ibu Pertiwi, antara lain komposisi tarian dari berbagai propinsi di Indonesia, dan drama yang menggambarkan semangat cinta tana air-lah yang mampu menangkal bahaya terorisme di Indonesia. Sendratari ini dipersembahkan oleh muda-mudi Anand Ashram yang tergabung dalam Torchbearers dan Torchguardians. Pesan yang disampaikan oleh muda-mudi ini sangat jelas, siapapun yang mengancam keutuhan bangsa Indonesia, terutama dengan terorisme, tak peduli apakah berasal dari keluarga sendiri atau lingkungan terdekat, harus segera ditindak. Masa depan dan keutuhan bangsa Indonesia berada di tangan kita semua, sebagai rakyat dan anak bangsa.

mahasiswa3

Kemudian tiba saatnya pembicara utama acara ini, yaitu Bapak Hendropriyono, yang merupakan Ketua Badan Inteligen Negara (BIN) periode 2001-2004, memberikan wejangannya. Bapak Hendropriyono membuka wejangannya dengan semangat cinta Ibu Pertiwi yang tidak kalah berkobar dengan para mahasiswa dan tamu undangan yang hadir, dan menyatakan siap untuk selalu membela Negara Kesatuan Republik Indonesia dari rongrongan terorisme. Sebagai seorang pakar terorisme, Bapak Hendropriyono, analisa beliau mengenai terorisme sangat lengkap dan komprehensif. Bapak Hendropriyono mengatakan bahwa selama di Indonesia masih ada pihak-pihak yang memfasilitasi adanya terorisme, selama itu pula Indonesia akan menjadi habitat bagi terorisme. Tidak ada cara lain untuk menangkal terorisme kecuali dengan kembali ke jati diri bangsa, cinta Ibu Pertiwi dan selalu senantiasa berpikiran jernih memilah segala sesuatu yang terjadi di sekitar kita. Seruan Indonesia Jaya! tak lupa dikumandangkan oleh Pak Hendropriyono yang disambut dengan penuh semangat oleh para mahasiswa dan tamu undangan.

mahasiswa4

Dan tiba saatnya bagi Bapak Anand Krishna selaku penggagas National Integration Movement (NIM), penyelenggara perayaan hari Bhakti bagi Ibu Pertiwi, memberikan wejangannya. Bapak Anand Krishna tidak pernah lelah mengingatkan kita semua, untuk kembali ke budaya, dan terus menumbuhkan cinta bagi Ibu Pertiwi, sehingga tumbuh kebanggaan (national pride) dalam diri setiap anak bangsa. Hanya dengan cinta dan kebanggaan pada Ibu Pertiwi tercinta kita ini, kita akan mampu meraih kejayaan Indonesia.

mahasiswa5

Dan bukan kebetulan perayaan hari Bhakti bagi Ibu Pertiwi ini bersamaan dengan hari ulang tahun Bapak Anand Krishna karena Bapak Anand Krishna adalah salah satu tokoh perdamaian dunia yang semangat nasionalisme-nya tidak pernah padam, justru semakin menggelora dari waktu ke waktu hingga menggagas berbagai gerakan dan sayap organisasi di bawah Yayasan Anand Ashram yang tak kenal lelah mengumandangkan semangat Cinta Ibu Pertiwi. Perayaan malam iu ditutup dengan perayaan ulang tahun Bapak Anand Krishna yang dirayakan dengan penuh rasa syukur dan ucapan selamat berbahagia dari berbagai kolega Bapak Anand Krishna.

Perayaan malam itu membuktikan bahwa hanya dengan Cinta, Cinta Ibu Pertiwi, kita dapat mempertahankan Indonesia dari segala macam ancaman, gangguan dan hambatan, seperti terorisme, dan menerima tantangan untuk membawa Indonesia menuju kejayaannya.

Indonesia JAYA!
Indonesia JAYA!
Indonesia JAYA!