Simposium Nasional Hari Bhakti bagi Ibu Pertiwi 2012 “Road to Global Interfaith Harmony”

Simposium Nasional Hari Bhakti bagi Ibu Pertiwi

Road To Global Interfaith Harmony

1 September 2012

 

Bagaimana kita membuat  mencapai sebuah global interfaith harmony, merupakan sebuah perjalanan panjang, Anand Ashram Foundation yang berafiliasi dengan PBB, mengadakan sebuah langkah untuk mencapainya. Anand Ashram Foundation dalam peringatan  hari bhakti bagi Ibu Pertiwi 1 September 2012   pukul 09.00 – 12.00 wib di Pendopo Taman Siswa, jalan taman siswa no 25, Jogjakarta dengan simposium  nasional dengan tema Road To Global Interfaith Harmony.

 

Acara simposium  ini dihadiri oleh  beberapa tokoh dengan kapasitas nasional di antaranya, Gubernur Jogjakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Mewakili Gubernur Lemhamnas, Prof. Dr. Irwan Abdullah, Asisten III Gubernur Jawa Tengah, Bapak Eddy Susanto,  Bapak Wakapolda DIY. Rekto Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa Jogja

 

Simposium Road To Global Interfaith Harmony yang dibuka langsung oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dengan pembukaannya, Sri Sultan lebih lanjut  mengatakan mengutip Raimundo Pannikar dalam bukunya : The Intra Religious Dialoque , memang kita tidak dianjurkan untuk mudah berganti haluan, melainkan untuk berani melihat pengalaman sendiri secara lebih kritis. Dengan demikian kita lalu dapat melakukan terobosan-terobosan dan titian-titian baru, dengan berupaya bagaimana hubungan antar iman dimungkinkan, tanpa mengingkari iman yang dipeluknya sendiri.

 

Lebih lanjut Sri Sultan mengungkapkan terlepas dari perdebatan, apakah benar agama menjadi faktornya timbulnya kerusuhan sosial di negeri ini, fakta telah berbicara bahwa kerusuhan sosial yang terjadi salah satunya memang berakar dan dipicu oleh isu agama. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mereduksi atau kalau mungkin mengeliminasi faktor agama sebagai sumber konflik melalui dialog antar agama dan antar iman.

 

Prof. Dr. Irwan Abdullah yang mewakili Lemhanas mengatakan bahwa kita perlu  mendamaikan apa yang kita sebut kultur dengan struktur, kultur kita yang beragam dengan beraneka suku bangsa, bahasa dan bahasa perlu didamaikan dengan struktur negara kita. Upaya yayasan anand ashram dalam merayakan keberagaman dalam simposium road to global interfaith harmony sangat didukung oleh lemhamnas, sebagai upaya untuk  mempertahankan kedaulatan bangsa.

 

Acara Simposium ini merupakan paparan dari sari pati keagamaan yang dipaparkan oleh pembicara dari beberapa agama antara lain :

 

Bikkhu Sasana Boddhi Thera dari Buddhism

Beliau mengatakan bahwa semua sungai saat sudah mencapai lautan maka rasanya akan sama asin. Demikian juga semua orang yang sudah mencapai kesadaran akan berbahasa dengan kata yang sama, harmony dan kebersamaan

Bapak Y.P. Sukiyanto dari kepercayaan

Mengungkapkan bahwa dalam mencapai inner peace, perlu untuk melihat ke dalam diri dan menyingkirkan hambatan ego dan amarah dan sikap sikap lain yang tidak menunjang kesadaran.

Mewakili Kristen Romo Aloysius Budi Purnomo Pr.

Mengatakan bahwa dalam mengungkapkan communal love perlu sebuah praktek nyata dalam merayakan keberagaman.

Mewakili Islam Ibu Allisa Wahid

Mengatakan bahwa sebagai seorang muslim dengan yang berpedoman dalam Islam sebagai rahmat untuk umat manusia, maka dalam hidup bermasyarakat seorang muslim bekerja sama untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik.

Mewakili Khong Hu Cu Bapak Ws. Adjie Chandra

Mengatakan hidup “ Hidup wajib rukun walaupun tidak sama, tetapi jangan sampai meskipun sama namun tidak dapat rukun “

Di Empat penjuru Lautan, sesungguhnya semua manusia bersaudara

Mewakili Hindu : Drs. I Nyoman Warta, M. Hum

Mengatakan bahwa dalam Hindu, ajaran Tat Twam Asi  adalah semua orang adalah sama, kamu adalah aku, aku adalah kamu, bagaimana kita menghormati dan mencintai alam yang sudah sudah menghidupi kita.

Sebagai penutup dalam simposium ini Prof. Muhammad AS. Hikam mengatakan bahwa kita berbicara dalam konteks kebangsaan, dalam sebuah negara bangsa, upaya kita untuk memahami keberagaman ini, sebagai bagian berbangsa. Prof. Muhammad AS. Hikam mengatakan bahwa kita sudah mempunyai semangat dan program untuk mencintai dari pembuat kita. Dan Sang Pencipta, maka hal ini ada sesuatu yang keliru dalam diri kita, kita juga perlu melihat ke dalam diri, apa yang ada, apa yang salah dalam diri kita.

Simposium Road To Global Interfaith Harmony ini dihadiri oleh 300 orang dari berbagai penjuru, dari Jakarta, Ciawi Jogja, Solo, Semarang, Bali, Surabaya, Blitar. Sangat meriah dan diikuti dengan khusyuk dari semua peserta yang hadir.

 

Terima Kasih Jogja, kita bawa obor perdamaian ini dari jogja ke seluruh indonesia. Menjadi sebuah community global interfaith harmony.